Halaman

Selasa, 16 Februari 2010

Kiamat 2012: Isu atau Fakta?

 Dipetik dari laman : emha ainun najib

Sungguh mengejutkan membaca sebuah berita di Kompas yang melaporkan tentang keberatan seorang warga asli Amerika latin yang sedang mngunjungi situs Maya mengomentari ramalan kiamat tahun 2012. Apalagi, ramalan itu didasarkan pada perhitungan kalender bangsa Maya yang berakhir pada tahun 2012.
“ Isu kiamat adalah cara berpikir Barat yang dipaksakan kepada kami,” tuturnya. Dia juga menegaskan bahwa tahun 2012 adalah masa akhir dari siklus perhitungan penanggalan Maya dalam satu periode tertentu. Seperti jika halnya orang-orang Barat memperkenalkan millennium untuk siklus setiap 1000 tahun dan abad untuk siklus tiap 100 tahun.
Bukan hanya itu, tiap bangsa atau kepercayaan di muka bumi ini hamper selalu memiliki system penanggalan mereka sendiri. Sebagai contoh sederhana, masyarakat Hindu yang memiliki siklus penanggalan sendiri. Mereka memegang teguh system penanggalan itu dan menggunakannya utnuk kepentingan-kepentingan keagamaan. Misalnya untuk menentukan upacara-upacara tertentu, masyarakat hindu menggunakan perhitungan penanggalan saka.
Demikian halnya orang-orang Jawa memiliki system penanggalan sendiri yang akan berakhir pada suatu masa tertentu. Misalnya dalam skala yang paling kecil adalah pasaran. Orang Jawa awalnya tidak mengenal hari-hari senin, selasa, rabu, dst yang berjumlah 7 hari yang dikenal dengan sebutan satu minggu yang menjadi bagian system penanggalan masehi. Sebab, system penanggalan masehi bersumber dari Barat yang datang ke Jawa belakangan.
Awalnya, orang Jawa mengenal siklus hari yang jumlahnya 5 hari: pon, wage, kliwon, legi dan pahing. Siklus ini disebut dengan pasaran. Kemudian yang lebih besar adalah siklus yang berakhir tiap 35 hari. Siklus ini disebut dengan selapan. Kemudian sewindu dan sewarsa yang masing-masing memiliki waktu tertentu.
Ada pula sistem penanggalan dengan mongso yang merupakan teknik penanggalan aplikatif masyarakat agraris yang digunakan untuk menentukan masa tanam, panen dan pilihan terbaik jenis tanaman. Mongso siji, loro, telu dst. Selain mongso juga dikenal sistem penanggalan dengan wuku. Ada wuku landep, galungan, dsb. Semua ini merupakan sebuah perhitungan siklus masa dalam periode tertentu.
Sedangkan Islam hanya mengenal satu siklus waktu penanggalan, yaitu tahun hijriyah yang menggunakan bulan sebagai patokan perhitungan. Hal ini berbeda dengan Masehi yang menggunakan matahari sebagai patokan perhitungan. Sementara, patokan sistem penanggalan wuku memiliki beberapa versi berdasarkan cerita rakyat.
Demikian halnya –merujuk pada pernyataan orang Amerika latin itu- kita harus memahami periode waktu bangsa Maya yang berakhir pada tahun 2012 sebagai akhir dari suatu siklus waktu tiap sekian tahun. Dan akan mulai lagi perhitungan dari awal pada H+1 ( kiamat ) tahun 2012 dan akan berakhir pada “kiamat“ seribu sekian tahun lagi.
Perlu dipertimbangkan juga, apakah bangsa Maya mengenal kiamat? Sebab, kiamat itu konsep yang dibawa oleh agama langit. Sementara, bangsa maya tidak hidup dalam agama langit. Bisa jadi, bangsa Maya juga lahir dari kisah yang berkelindan antara dongeng dan kenyataan seperti halnya bangsa Jawa yang lahir dari Dewoto Cengkar dan Ajisaka. Demikian juga seperti silsilah raja-raja Kasultanan Yogyakarta yang berpuncak pada Adam namun diantara keturunan Adam terselip pula Arjuna dan tokoh-tokoh pewayangan lain.
Jangan-jangan, banyak diantara penanggalan di dunia ini yang tidak pernah mengenal “akhir zaman”. Allah yang Maha Tahu.

R Muhammad Saputra

Tiada ulasan:

Catat Ulasan